Tuesday, November 10, 2015

TINJAUAN PUSTAKA: PENGAMATAN ORGAN TUMBUHAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


Tiap makhluk hidup memperlihatkan suatu kecendrungan untuk mempertahankan jenisnya jangan sampai lenyap dari permukaan bumi ini. Oleh sebab itu, setelah mencapai umur tertentu tumbuhan menghasilkan suatu alat yang kemudian terlepas dari induknya dan akan menjadi individu baru. Alat tersebut dinamakan alat perkembangbiakan/alat reproduksi baik mengenai cara terjadinya maupun sifat-sifat alat tersebut, pada tumbuhan dapat kita jumpai variasi yang sangat besar (Amien, 1994:75-76).

Pada Angiospermae gametofit betina terletak jauh di sebelah dalam ruang ovarium dan jauh dari stigma. Sel-sel stigma mengeluarkan cairan seperti lendir yang disebut eksudat. Pada umumnya hanya ada satu tabung polem, pada beberapa jenis dijumpai banyak tabung polem. Stigma merupakan tempat memegang peranan penting dalam perkecambahan polen. Butir polen mungkin berkecambah sewaktu masih dalam antera. Pada proses pembuahan mungkin dijumpai alat-alat tambahan yang ikut membantu masuknya tabung polen ke dalam ovulum. Alat tersebut adalah obturator, yaitu suatu jaringan yang sel-selnya seperti rambut, inti jelas merupakan perkembangan dari funikulus (Sunardi, 1993:68).

Gymnospermae merupakan tumbuhan berbiji. Perbedaan antara Angiospermae dan Gymnospermae bahwa pada Gymnospermae bakal biji tidak dilindungi oleh dinding ovarium, sehingga dikatakan berbiji terbuka. Pada tumbuhan paku dapat bersifat heterosfor atau homosfor. Gametofit dan sporofit hidup bebas. Alat reproduksi mungkin terdapat pada suatu tallus yang sama atau terdapat pada tallus yang berbeda. Alat kelamin berupa anteridium dan arkegonium. Untuk pembuahan diperlukan air dimana sel-sel telur yang besar tetap di dalam arkegonium. Tumbuhan paku berkembang biak secara seksual dan aseksual, yaitu melalui spora. Fase sporofit lebih menonjol dibanding fase gametofit (Hasan, 1994:53).

Bunga betina yang telah mekar berukuran sangat besar di dalam tiap ruangan terdapat sebutir bakal biji yang mahkotanya menunjukkan sifat-sifat yang berbeda yang berlekatan satu sama lain atau berbeda yang saling lepas. Dalam menentukan letak kalix, maka dibutuhkan suatu diagram yang disebut dengan diagram bunga. Setiap bunga mempunyai rumus yang berbeda-beda seperti pada bunga kelapa dan bunga dari tumbuhan tingkat tinggi lainnya (Dwidjosoeputro, 1980:124).


Amien, M., 1994, Fisiologi Tumbuhan di Daerah Tropis, Pabelan, Bandung.
Sunardi, 1993, Struktur dan perkembangan Tumbuhan, Erlangga, Jakarta.
Hasan, 1994, Biologi, Intan Pariwara, Jakarta.
Dwidjosoeputro, 1980, Anatomi Tumbuhan, Depdikbud, Jakarta.

No comments:

Post a Comment